20150725_102625

Untuk liburan kali ini saya mengunjungin salah satu tempat wisata di jakarta yaitu Kota Tua,Tepatnya di Jalan Taman Fatahillah Jakarta No. 2, Jakarta Barat. disana kita bisa melihat bangunan tempo dulu sambil belajar sejarah karna banyak sekali museum sejarah pelinggalan pemerintahan belanda. Kota Tua Jakarta yang dulunya bernama Batavia Lama (Oud Batavia) adalah sebuah wilayah kecil di tepi timur Sungai Ciliwung. Abad ke-16 para pelayar dan pedagang Eropa menjuluki tempat ini sebagai “Mutiara dari Timur” dan “Ratu dari Timur” dimana dikaitkan keindahan kota ini yang mirip seperti Amsterdam dan juga sebagai pusat perdagangan di Benua Asia. Dari sini pula VOC dan Pemerintah Hindi. nah pertama kita akan mengunjungi museum fatahillah .

20150725_102611

Museum Fatahillah dikenal juga sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia. Museum ini merupakan museum terbesar di Jakarta yang menempati area seluas 13.388 m² dan berada di kawasan Kota Tua Batavia. Di museum ini Anda dapat menelusuri jejak sejarah Jakarta dari masa prasejarah hingga berdirinya kota Jayakarta tahun 1527. Teruntai pula rangkaian sejarah dari masa Kemerdekaan Indonesia pada 1945. Museum Fatahillah menempati dua gedung panjang di area Kota Tua Batavia dimana dulunya adalah Gedung Balaikota (Stadhuis). Gedung tersebut dibangun tahun 1707 atas perintah Gubernur Jenderal Joanvan Hoon dan baru selesai tahun 1712. Setelah mengalami beberapa perubahan fungsi, gedung ini ditetapkan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974.Arsitektur bangunannya dari abad ke-17 bergaya barok klasik, memiliki 3 lantai dengani kusen pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama gedungnya memiliki penunjuk arah mata angin. Di hadapan gedungnya ada pekarangan dengan susunan konblok dan sebuah kolam.Museum Fatahillah Jakarta saat ini menyimpan sekira 25.000 benda koleksi mulai dari masa prasejarah hingga koleksi abad ini.  Di sini dapat Anda temukan Prasasti Ciaruteun yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Ada juga Meriam si Jagur, Patung Dewa Hermes dimana dahulu bagi pedagang Eropa itu sebagai dewa keberuntungan dan perlindungan, Mimbar

20150725_092331

20150725_091634

Masjid Kampung Baru, penjara bawah tanah dimana Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830) pernah ditahan. Ada juga air mancur di tengah taman yang dulunya menjadi sumber mata air Balaikota. Selain berkunjung ke Museum Fatahillah, saya juga mengunjungi Museum Wayang. Museum Wayang berada di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Kota. , hanya berjarak beberapa meter dari Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah). Museum ini memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia dan mancanegara yang terbuat dari kayu, kulit, maupun bahan lainnya.Museum Wayang ini juga memamerkan boneka-boneka yang berasal dari Eropa, Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia yang beragam wayang seperti wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, wayang beber dan gamelan.

1359948390_DSC_8407

Gedung Museum Wayang sebelumnya merupakan gereja yang didirikan VOC tahun 1640 dengan nama “de oude Hollandsche Kerk”. Gereja tersebut untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara Belanda hingga tahun 1732. Tahun 1808 gedung ini hancur akibat gempa, selanjutnya tahun 1921 dibangun gedung bergaya Neo Renaissance yang fungsinya sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry and Co. Tahun 1938 seluruh bagian gedung ini dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda. Berikutnya tahun 1839 gedung ini dibuka sebagai museum dengan nama Museum Batavia oleh Gubernur Jenderal Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer.Tahun 1957 museum ini diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama. Pada tanggal 17 September 1962 diberikan kepada Dekdipbud (kini Kemenbudpar) RI yang selanjutnya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 23 Juni 1968 untuk dijadikan Museum Wayang yang peresmiannya dilakukan pada 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta yaitu Ali Sadikin.

museum-wayang-4

20150725_104220

20150725_103811

Untuk bisa masuk ke museum Fatahillah dan musium wayang, kita membayar tiket masuk senilai 5.000 Rupiah saja, untuk mahasiswa senilai 3.000 Rupiah, dan pelajar atau anak – anak cukup membayar Rp. 2.000 Rupiah saja. sangat terjangkau untuk mengisi liburan sekaligus belajar

20150725_091150

Di kawasan Kota Tua ada banyak penjaja jajanan lokal seperti es potong, kerak telor, dan rujak bebek. Cobalah nikmati sembari duduk santai di depan museum ini atau di antara pepohonan dan air mancur di tengah taman yang dulunya menjadi sumber mata air Balaikota. kita juga bisa berkeliling kota tua dengan menyewa sepeda tempo dulu dan juga berfoto dengan manusia batu atau karakter kartun lainnya yang berada dikota tua sangat banyak fasilitas wisata yg ada di kota.

20150725_110355

20150725_113247

20150725_102756

lucu

sepeda

Demikian cerita liburan saya terima kasih………